Kamis, 21 April 2022

RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI

 

MODUL 3.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Proses pembelajaran berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah pembelajaran yang berpusat pada anak. Dimana kita harus  mendidik anak sesuai dengan kodratnya baik kodrat alam maupun kodrat jamannya. Anak diberi kebebasan untuk mengeksplorasi dirinya. Sementara pendidik berperan sebagai penuntun/pamong agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.

Filosofi Patrap Triloka Ki Hadjar Dewantara memberikan pengaruh besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Filosofi Patrap Triloka tersebut yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha…Ing Madya Mangun Karsa…Tutwuri Handayani… inilah kekuatan kita sebagai pendidik. Ing Ngarso Sung Tuladha artinya didepan memberikan teladan. Seorang pendidik harus dapat menjadi contoh atau teladan khususnya bagi anak didiknya. Maknanya guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus dapat mengidentifikasi setiap masalah sebelum mengambil keputusan yang nantinya dapat menjadi teladan bagi peserta didiknya terhadap apa yang sudah menjadi keputusannya.. Ing Madya Mangun Karsa… ditengah membangun karsa/kemauan/semangat.Seorang pendidik mempunyai peran penting untuk menciptakan ide atau gagasan dalam pengambilan keputusan serta harus dapat memberikan kemauan/semangat kepada peserta didiknya. Tutwuri Handayani… dibelakang mendorong/mendukung. Maknanya seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran harus dapat selalu memberikan dorongan atau dukungan kepada peserta didiknya agar dapat jadi lebih merdeka dan dapat mengembangkan kemampuan dan potensi peserta didiknya secara maksimal.

 

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Seorang guru penggerak dalam dirinya harus tertanam nilai-nilai guru penggerak yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Kelima nilai tersebut harus tertanam dalam diri guru penggerak karena fungsinya untuk menguatkan peran guru penggerak itu sendiri yaitu menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru serta mewujudkan kepemimpinan murid.

Nilai dan peran guru penggerak ini erat kaitannya dengan filosofi Ki Hajar Dewantara. Karena nilai dan peran ini merupakan penjabaran dari filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu diantaranya berpihak pada murid dimana guru penggerak harus memperlakukan muridnya sesuai kodratnya baik kodrat jaman maupun kodrat alam. Segala sesuatu yang dilakukan guru penggerak harus tertuju pada perkembangan murid-muridnya bukan pemuasan diri sendiri. Seorang guru penggerak dalam dirinya harus selalu tertanam Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani sehingga nantinya merdeka belajar dapat terwujud.

Seorang guru harus memiliki dalam dirinya nilai-nilai : Inovatif…. Memunculkan gagasan-gagasan baru dan terbuka terhadap ide-ide lain untuk memecahkan masalah dan akan menjadi dasar yang baik dalam menentukan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Kolaboratif … Akan mempengaruhi kita dalam memetakan siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Mandiri… Akan menjadi dasar untuk menentukan inisiatif dalam pengambilan keputusan serta menjadikan seorang guru berpikir cepat dan tepat dalam menghadapi suatu dilema etika yang menjadi alasan dalam pengambilan keputusan.Reflektif…. Berpengaruh besar pada kemampuan seorang guru dalam melakukan refleksi atas keputusan yang diambil. Berpihak kepada murid… Semua keputusan yang diambil seorang guru haruslah berpihak kepada murid. Nilai-nilai tersebut besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru.

 

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara bahwa Pendidikan adalah proses “menuntun” belajar murid untuk mencapai kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Peran guru (coach) adalah menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) siswa agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia mupun sebagai anggota masyarakat. Dalam proses coaching murid diberikan kebebasan. Pendidik sebagai pamong memberi tuntunan dan arahan agar murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Coaching merupakan salah satu alat untuk memaksimalkan potensi murid. Apabila proses coaching berjalan baik, masalah yang mengganggu proses pembelajaran dapat diatasi. Coaching adalah ketrampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang terjadi. Dengan langkah coaching model TIRTA, kita dapat mengidentifikasi masalah apa yang sebenarnya terjadi dan membuat pemecahan masalah. Konsep coaching model TIRTA sangat ideal apabila dikombinasikan dengan paradigma, prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan terhadap keputusan yang kita ambil. Kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran pendidikan guru penggerak, hingga saat ini sangatlah membantu CGP dalam rangka pengambilan dan pengujian keputusan. CGP banyak belajar menganalisa pengambilan keputusan dalam studi kasus yang ada di LMS dan memberi tanggapan pada studi kasus CGP lainnya dalam ruang kolaborasi menjadikan CGP mampu bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses pengambilan keputusan.


     ·         Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial                            emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

·       Guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. 

 

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang focus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar ataupun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya adalah nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dapat dipertanggungjawabkan dan begitupun sebaliknya. Jika niali-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambil akan cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai dengan harapan kebanyakan pihak. Nilai-nilai dalam Guru Penggerak yang meliputi reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada murid, nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.


  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Jika permasalahan tersebut adalah bujukan moral maka seorang guru harus dengan tegas mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Dengan melakukan pengujian keputusan maka pengambilan keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan yang ditemui di lingkungan sekolah dalam pengambilan keputusan-keputusan terhadap kasus-kasus dilemma etika adalah : kesulitan muncul karena masalah perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Diantaranya adalah system yang kadang memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Kesulitan kedua keputusan yang diambil kadang kala diputuskan sepihak, tidak melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan.

 

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Merdeka belajar merupakan tujuan akhir dari pembelajaran yang kita lakukan. Merdeka belajar berarti siswa bebas untuk mencapai kodrat alamnya yaitu mengembangkan potensinya tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Siswa juga dapat mencapai kebahagiaannya sesuai dengan potensi yang dia miliki. Pengambilan keputusan sangat berpengaruh terhadap pendidikan yang memerdekakan murid.Bentuk pengaruh nyata terlihat dari pengambilan keputusan terkait proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keputusan yang akan menentukan bentuk-bentuk diferensiasi yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Selain itu juga menentukan proses pembelajaran yang berpihak pada murid.

  

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Dengan keputusan yang kita ambil yang sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Sehingga dengan memperhatikan kesemua itu dalam mengambil keputusan maka keputusan kita dapat berpengaruh terhadap keberhasilan diri murid di masa depan.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid,maka nantinya murid-murid akan belajar menjadi orang-orang yang merdeka, kreatif, inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.


  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya

Filosofi Patrap Triloka Ki Hadjar Dewantara memberikan pengaruh besar bagi guru dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Selain Filosofi Patrap Triloka Ki Hadjar Dewantara, didalam diri seorang guru harus tertanam nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut akan berperan didalam diri seorang guru ketika mengambil suatu keputusan.

Dengan ketrampilan coaching akan menjadikan guru mampu bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull),

Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, akan ada banyak dilemma etika dan bujukan moral sehingga diperlukan pedoman yaitu paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

 

26 komentar:

  1. Materinya bagus bu Tatik..smoga ke depannya kita bisa lebih mengambil petuah dan ajaran yang sudah di mulai dan di ajarkan ki Hadjar Dewantoro dan menyusuaikan dengan pembelajaran sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas masukannya...
      Dari tergerak... bergerak dan menggerakkan.

      Hapus
  2. Inspirasi yang.. luar biasa bu..
    Semangat bu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas support dan dukungannya...

      Hapus
  3. Hebat mbak..
    Semangat..sukses selalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Terimakasih atas support dan dukungannya...

      Hapus
  4. Luar biasa, sukses selalu Mbak TatikπŸ‘πŸΎ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih jeng atas support dan dukungannya...

      Hapus
  5. Salut dengan bu Tatik,pantang menyerah,maju terus mencerdaskan anak bangsa...dua kata "LUAR BIASA"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas support dan dukungannya...

      Hapus
  6. HebatπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas support dan dukungannya...

      Hapus
  7. sangat memenuhi jiwa-jiwa haus literasi bunda...terima kasih

    BalasHapus
  8. luar biasa sekali bu Tatik. selalu menginspirasi. tetap semangat berkarya dan berinovasi mempraktekkan ilmu yang diperoleh untuk kemajuan pendidikan di Indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas support dan dukungannya...

      Hapus
    2. Mantap ulasannya sangat bermanfaat....semangat...sukses selalu bu tatik

      Hapus
    3. Terimakasih πŸ™πŸ™

      Hapus
  9. Keren Bu Tatik, sangat mengispirasi dan dapat digunakan sebagai referensi

    BalasHapus
  10. It's well done Bu Tati.. Sangat lengkap dan detail Bu Tati.. Saya hanya menggaris bawahi bahwa kompetensi sosial emosional akan sangat berpengaruh dalam pemngambilan keputusan terutama dalam uji intuisi dimana sense of care sebagai seorang guru akan diuji. Sukses selalu BU Tati..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul pak Indro...Maka seorang guru dalam mengambil keputusan harus mempertimbangkan konsekuensi yang mengikutinya dimana berpijak pada rasa tanggungjawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid.

      Hapus

AKSI NYATA PMM TOPIK KURIKULUM MERDEKA

  Berikut  link Aksi Nyata PMM Topik Kurikulum Merdeka :   https://youtu.be/NevMoREapCQ Berikut link UMPAN BALIK Aksi Nyata PMM Topik Kuriku...