Jumat, 01 Juli 2022

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 3.3 - PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

Taman Literasi dengan Program We Read We Happy sebagai Bentuk Penerapan VCO (Voice, Choise, Ownership) di SMA Negeri 2 Surakarta.

 

Rancangan Aksi Nyata Modul 3.3

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1H4hjVLCJdF_yp_osiHEQ4JuwTSsCOj-z/edit?usp=sharing&ouid=109008988886827135634&rtpof=true&sd=true



A.    PERISTIWA (FACT)

Setelah 2 tahun taman literasi vacum akibat pandemi, melalui hak suara murid yaitu angket dan wawancara maka mereka mengusulkan untuk menggalakkan kembali taman literasi. Filosofi “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Sebagai seorang guru kita harus memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya sesuai dengan pilihan mereka. Taman Literasi dengan Program We Read We Happy, dapat mengembangkan kepemilikan murid karena merupakan Kegiatan Ko-kurikuler dan Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan sebagai wahana untuk mengekspresikan kreativitas murid yang mendukung literasi dan pengembangan ketrampilan 4C di sekolah. Selain itu, program ini menjadi ajang untuk menciptakan interaksi sosial yang positif dan bijaksana.

Program ini juga diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran diferensiasi karena setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda untuk menghasilkan karyanya. Adanya kesadaran diri akan minat dan bakatnya serta kepedulian terhadap lingkungan merupakan pengembangan kompetensi sosial emosional di sekolah.

Kegiatan Taman Literasi dengan Program We Read We Happy ini memuat 3 aspek kepemimpinan murid yaitu :

a.         Suara (Voice) 

Pada kegiatan taman literasi ini banyak menampung ide murid terkait dengan :

1.      Bagaimana mimpi dan harapan mereka tentang taman literasi kedepannya. Hal ini diwujudkan dengan adanya wawancara dan angket.

2.      Koordinasi tim jurnalistik dan perwakilan kelas untuk membuat RAB dan desain gambarnya serta rencana pelaksanaannya.

b.         Pilihan (Choice)

Pada kegiatan Taman Literasi dengan Program We Read We Happy ini memberikan  kesempatan mereka untuk  memilih dan mengelola ide atau  usulan murid yang didapat dari wawancara dan angket kemudian diputuskan melalui  cara pengambilan  keputusan yang  arif dan bijaksana.

c.         Kepemilikan (Ownership)

Melalui  kepanitiaan yang dibentuk siswa dari koordinasi tim jurnalistik dan perwakilan kelas maka murid- murid bekerjasama  melaksanakan  komitmen  pilihannya. Mereka bergotong royong, mewujudkan apa yang menjadi pilihan secara bersama-sama.

Berdasarkan asset based thinking tersebut maka CGP berkolaborasi dengan sekolah memfasilitasi dan mendukung Taman Literasi dengan Program We Read We Happy. Adanya modal/aset sekolah, mulai dari aset manusia; guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, murid, aset sosial, fisik, lingkungan, politik, agama dan budaya serta finansial diberdayakan maka menunjang keberhasilan program ini.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Kolaborasi CGP SMA Negeri 2 Surakarta dalam memetakan aset dan membahas program sekolah yang berdampak murid.


Gambar 2. Wawancara dengan murid dan penyebaran angket lewat google form.

   


 


Gambar 3. Koordinasi tim jurnalistik dan perwakilan siswa.



Gambar 4. Hasil koordinasi (Desain taman literasi dan RAB dari siswa)

   


  

 


B.     PERASAAN (FEELING)

 

Saya merasa bersyukur dan bangga ketika Taman Literasi dengan Program We Read We Happy impian murid ini selesai. Saya sangat terkesan atas tindakan anak-anak. Bagaimana mereka berkolaborasi menyusun desain dan RAB sendiri, bagaimana mereka dengan penuh tanggung jawab mengeksekusi dana, bagaimana mereka membentuk taman literasi dengan tangan mereka sendiri. Hasilnya sungguh menakjubkan. Benar-benar terlihat DARI MURID OLEH MURID UNTUK MURID. Ternyata ketika kita menggali mimpi atau harapan murid kemudian mendukung/mensupport mereka serta memfasilitasinya hasilnya adalah luar biasa.  

Berangkat dari hal inilah saya termotivasi dan terinspirasi untuk selalu menetapkan semua program atau kegiatan yang berdampak pada murid. Melalui aksi nyata modul 3.3. ini, murid sebagai Student Agency diharapkan dapat menjadi solusi terbaik dalam pelaksanaan program sekolah, yang mengedepankan kepemimpinan murid melalui aspek suara (voice) , pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) di dalam ruang lingkup kegiatan baik intra, ko dan ekstra kurikuler di sekolah.

 

Gambar 5. Murid bergotong royong, mewujudkan apa yang menjadi pilihan secara bersama-sama.

    


        





 





 

C.    PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang dapat kita ambil dalam aksi nyata pengelolaan program berdampak pada murid adalah adanya kolaborasi, gotong royong, keberpihakan pada murid, penyaluran suara, kebebasan memilih kegiatan dan peran, serta partisipasi murid untuk kepemilikan program secara utuh sehingga muncul rasa memiliki, dan bertanggung jawab/komitmen dalam pelaksanaan. Melalui aksi nyata pengelolaan program berdampak pada murid dapat ditarik pelajaran penting bahwa setiap kegiatan yang berawal dari ide/gagasan dari murid maka mereka akan merasa memiliki kegiatan tersebut dan berkomitmen/bertanggungjawab dengan apa yang menjadi pilihan dan keputusannya. Selain itu pembelajaran yang didapatkan dari aksi nyata pengelolaan program berdampak pada murid ini adalah terwujudnya kepemimpinan murid dalam literasi untuk peningkatan minat bakat serta jiwa kepemimpinan murid, terwujudnya interaksi sosial yang positif, arif dan bijakasana, terwujudnya karakter siswa yang memiliki pengetahuan dari sumber-sumber informasi yang diperoleh dan menjadi siswa yang berani tampil dan mengekspresikan bakat maupun potensinya yang pada akhirnya program ini dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.

 

D.    PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Kedepannya dengan kekuatan kolaborasi dari CGP SMA Negeri 2 Surakarta dan kekuatan aset yang kami miliki, kami bertekad untuk melakukan perubahan yang lebih baik di sekolah ini. Kami terus belajar dan berkolaborasi dengan semua civitas akademik untuk perencanaan program yang berdampak murid yang mengakomodasi suara (voice) , pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). Program yang berdampak pada murid akan menjadi program berkelanjutan di sekolah dengan menerapkan tahapan BAGJA (paradigma inkuiri). Dan sebagai tindak lanjut sebuah kegiatan adalah untuk setiap bulannya mengadakan monitoring dan evaluasi serta refleksi.

 

SALAM GURU PENGGERAK

GURU BERGERAK … INDONESIA MAJU


AKSI NYATA PMM TOPIK KURIKULUM MERDEKA

  Berikut  link Aksi Nyata PMM Topik Kurikulum Merdeka :   https://youtu.be/NevMoREapCQ Berikut link UMPAN BALIK Aksi Nyata PMM Topik Kuriku...